TUGAS STRUKTUR KAYU
Pembudidayaan
Kayu Tembesu
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Kayu
Dosen Pengampu : Sri Sumarni.ST.MT
Disusun Oleh
:
Makmur Khasani
K1508013
PENDIDIKAN
TEKNIK SIPIL / BANGUNAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
A.
PELESTARIAN KAYU TEMBESU
A .Daerah Penyebarabnya
Tembesu (Fagraea fragrans) termasuk kedalam famili Loganiaceae.
Daerah penyebarannya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, dan Irian
Jaya. Tempat tumbuh pada tanah datar dan sarang atau tempat yang tidak becek,
tanah liat berpasir, dengan type curah hujan A sampai B pada ketinggian 0–500
dpl.
B.SIFAT-SIFAT KAYU TEMBESU DAN
SECARA UMUMNYA
Kayu
berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
- Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe
bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia
berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non
karbohidrat).
- Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu
memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah
utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
- Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat
perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
- Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit
dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik Kayu
- Berat
dan Berat Jenis
Berat suatu
kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2
(kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu,
kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
- Keawetan
Keawetan adalah
ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
- Warna
Kayu yang
beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
- Tekstur
Tekstur adalah
ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang
(contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas,
meranti dll).
- Arah
Serat
Arah serat adalah
arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin
dan serat diagonal (serat miring).
- Kesan
Raba
Kesan raba
adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda
tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
- Bau
dan Rasa
Bau dan rasa
kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu
tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau
bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
- Nilai
Dekoratif
Gambar kayu
tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat
sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
- Higroskopis
Kayu mempunyai
sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya
makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
- Sifat
Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
- Sifat
akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
- Sifat
resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang
suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga
kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar,
biola dll).
- Daya
Hantar Panas
Sifat daya
hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
- Daya
Hantar Listrik
- Pada
umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar
air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali,
sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik
Kayu
- Keteguhan
Tarik
Keteguhan
tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
- Keteguhan
tarik sejajar arah serat dan
- Keteguhan
tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik
terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan
tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah
serat.
- Keteguhan
tekan / Kompresi
Keteguhan
tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2
(dua) macam keteguhan tekan yaitu :
- Keteguhan
tekan sejajar arah serat dan
- Keteguhan
tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua
kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
- Keteguhan
Geser
Keteguhan
geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian
kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3
(tiga) macam keteguhan yaitu :
- Keteguhan
geser sejajar arah serat
- Keteguhan
geser tegak lurus arah serat dan
- Keteguhan
geser miring
Keteguhan
geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah
serat.
- Keteguhan
lengkung (lentur)
Keteguhan
lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
- Keteguhan
lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
perlahan-lahan.
- Keteguhan
lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara
mendadak.
- Kekakuan
Kekakuan
adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan
tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
- Keuletan
Keuletan
adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen
dan kerusakan sebagian.
- Kekerasan
Kekerasan
adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau
kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu
ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
- Keteguhan
Belah
Keteguhan
belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah
kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap
dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk
pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang
jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang
dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik
kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
- Faktor
luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan
cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
- Faktor
dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
C .Kreteria habitus
Tinggi pohon tembesu
mencapai 40 m, dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter 80 cm
atau lebih, dengan batang tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat
sampai hitam, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning
emas tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu.
D
.Ciri-Ciri Kayu Tembesu
Ciri umum kayu tembesu
adalah kayu teras berwarna coklat sampai kuning muda dan kayu gubal umumnya
berwarna lebih muda. Tekstur kayu halus sampai agak halus. Permukaan kayu agak
mengkilap.
E.Kegunaan
Kayu tembesu terutama dipergunakan untuk kontrusi berat di tempat terbuka maupun
berhubungan dengan tanah,balok jembatan atau tiang rumah,lantai dan barang
bubutan, Tanaman tembesu dapat dipanen setelah berumur 50 tahun atau lebih
dengan diameter 50–80 cm. Tanaman tembesu berbunga bulan Mei – Agustus dengan
susunan bunga dalam bentuk mali. Pohon tembesu mempunyai buah yang banyak dan
mengandung biji sangat kecil. Jumlah buah per kilogram 6.600, sedangkan jumlah
biji yang sudah kering sebanyak 5.800.000 butir perkilogram.
E.Pengerjaan:
Kayu tembesu mudah digergaji dan dikerjakan dengan baik. Kayu dapat diplitur,tetapi warnanya kurang baik,sehingga kurang disukai untuk mebel.Pengujian sifat pemesinan menunjukan bahwa kayu F.fragrans dapat diserut,dibentuk dibor dibuat lubang persegi,dibubut dan diamplas dengan hasil baik.
Kayu tembesu mudah digergaji dan dikerjakan dengan baik. Kayu dapat diplitur,tetapi warnanya kurang baik,sehingga kurang disukai untuk mebel.Pengujian sifat pemesinan menunjukan bahwa kayu F.fragrans dapat diserut,dibentuk dibor dibuat lubang persegi,dibubut dan diamplas dengan hasil baik.
B.
PEMBUDIDAYAAN
KAYU TEMBESU
a.Pemilihan Benih
Untuk keperluan pembibitan, pemilihan
benih dilakukan pada buah yang benar-benar sudah masak yang ditandai buah
berwarna merah atau merah terang.Buah yang sudah masak dipetik dan dipisahkan
dari buah yang kecil dan kotoran buah, selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan
cara meremas-remas buah sambil merendamnya dalam air. Apabila kulit buah sudah
pecah maka dilakukan penyaringan dengan ayakan 0,001 mm, selanjunya biji
dikeringkan. Biji yang sudah kering tahan dismpan selama lebih kurang 3 bulan
apabila disimpan dalam tempat yang rapat masih mempunyai daya kecambah 65%.
b.Pembibitan
Sebetulnya perbanyakan
tanaman tembesu dapat terjadi secara alamiah, hal ini dapat dilihat pada bekas
tebangan tembesu, banyak tumbuh kelompok-kelompok anakan muda. Akan tetapi bibit
dari permudaan alam sulit diadakan pengaturan, baik jarak tanam maupun jika
dibutuhkan dalam skala besar. Untuk itu perlu diadakan perbanyakan buatan
melalui persemaian/pembibitan.
Pembibitan dilakukan
guna memenuhi kebutuhan bibit dalam kegiatan reboisasi, penghijauan dan
pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Pembuatan bibit dimulai dari
perkecambahan benih yaitu dengan cara merendam benih tembesu ke dalam air yang
telah diberi asam gibrelin (GA3) dengan konsentrasi antara 50 – 100 ppm selama
24 jam.
Setelah waktu
perendaman cukup maka airnya dibuang dan disaring dengan kertas saring kemudian
diangin-anginkan, lalu ditabur di dalam bak tabur dengan media pasir bercampur
tanah dengan perbandingan 1 : 2 dan disiram dengan menggunakan sprayer tangan.
Setelah berumur 2 – 3 minggu maka diadakan penyapihan dengan cara masing–masing
kecambah dipindahkan ke kantong plastik yang telah diisi dengan media
pertumbuhan bibit. Bibit dapat dipindah atau ditanam di lapangan apabila sudah
mencapai ketinggian 20 – 30 cm dengan diameter minimal 3 mm.
c.Penanaman
Tembesu dapat ditanam pada areal semak
belukar/bekas tebangan dengan sistim jalur, disamping itu dapat juga ditanam di
areal terbuka dengan pengolahan tanah secara total maupun ditanam di pinggir
jalan sebagai peneduh.
·
Kegiatan
penanaman meliputi :
v
Persiapan Lapangan
Beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan
dalam persiapan lapangan antara lain : penentuan batas lokasi, jarak tanam,
jalan pemeriksaan dan batas blok dengan cara memasang ajir, pembuatan gubuk
serta pembuatan lubang tanaman. Jarak tanam yang baik adalah 2,5 m x 1 m atau 3
m x 1 m, kemudian pada umur 5 tahun dilakukan penjarangan pertama. Larikan
tanaman sebaiknya sejajar kontour dan lubang tanaman dibuat 7 – 15 hari sebelum
ditanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm.
1
Penanaman
Bibit dalam kantong plastik yang telah
diseleksi diangkut ke areal penanaman sejumlah kemampuan tanam per hari. Bibit
ditanam pada setiap lubang dengan cara melepas kantong plastik atau menyobek
bagian bawahnya. Selanjutnya dimasukkan kedalam lobang dan ditutup tanah
kembali. Dalam penanaman usahakan agar akar tidak bengkok atau rusak dan tanah
dalam kantong plastik tidak pecah.
2. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan antara lain :
penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan
dan pemberantasan hama/penyakit. Penyulaman dilakukan pada tahun pertama dan
kedua, sedangkan penyiangan, pendangiran dan pemupukan dilaksanakan dua kali
setiap tahun, sampai tanaman cukup besar. Pemberantasan hama dan penyakit hanya
dilaksanakan apabila ada serangan atau diperkirakan akan terjadi serangan
penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman muda adalah kijang, sedangkan penyakit
yang menyerang tanaman tembesu adalah jamur upas. Pemberantasannya dapat
dilaksanakan dengan menyemprot fungisida.
PENUTUP
Pengenalan
atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam menentukan
jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Diharapkan dengan
memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan
semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja
sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan
(jenis-jenis yang belum dikenal umum) akan semakin meningkat.
Demikianlah
yang dapat penulis sampaikan, Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.