Minggu, 19 Februari 2012

Pembudidayaan Kayu Tembesu


TUGAS STRUKTUR KAYU
Pembudidayaan Kayu Tembesu

















Disusun Untuk Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Struktur Kayu
Dosen Pengampu : Sri Sumarni.ST.MT

Disusun Oleh
:
Makmur Khasani
K1508013



PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL / BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
A.    PELESTARIAN KAYU TEMBESU


A .Daerah Penyebarabnya

Tembesu (Fagraea fragrans) termasuk kedalam famili Loganiaceae. Daerah penyebarannya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, dan Irian Jaya. Tempat tumbuh pada tanah datar dan sarang atau tempat yang tidak becek, tanah liat berpasir, dengan type curah hujan A sampai B pada ketinggian 0–500 dpl.

B.SIFAT-SIFAT KAYU TEMBESU DAN SECARA UMUMNYA

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda.  Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda.  Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
  1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
  2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
  3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
  4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Sifat Fisik Kayu
  1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
  1. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
  1. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
  1. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
  1. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
  1. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
  1. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
  1. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
  1. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
  1. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
    1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
    2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
  2. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
  1. Daya Hantar Listrik
  2. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat Mekanik Kayu
  1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
    1. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
    2. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.  Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
  1. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
    1. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
    2. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.
  1. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.  Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
    1. Keteguhan geser sejajar arah serat
    2. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
    3. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
  1. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.  Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
    1. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
    2. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
  1. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
  1. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
  1. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
  1. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.  Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
    1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
    2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

C .Kreteria habitus
Tinggi pohon tembesu mencapai 40 m, dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter 80 cm atau lebih, dengan batang tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat sampai hitam, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu.


D .Ciri-Ciri Kayu Tembesu
Ciri umum kayu tembesu adalah kayu teras berwarna coklat sampai kuning muda dan kayu gubal umumnya berwarna lebih muda. Tekstur kayu halus sampai agak halus. Permukaan kayu agak mengkilap.
E.Kegunaan Kayu tembesu terutama dipergunakan untuk kontrusi berat di tempat terbuka maupun berhubungan dengan tanah,balok jembatan atau tiang rumah,lantai dan barang bubutan, Tanaman tembesu dapat dipanen setelah berumur 50 tahun atau lebih dengan diameter 50–80 cm. Tanaman tembesu berbunga bulan Mei – Agustus dengan susunan bunga dalam bentuk mali. Pohon tembesu mempunyai buah yang banyak dan mengandung biji sangat kecil. Jumlah buah per kilogram 6.600, sedangkan jumlah biji yang sudah kering sebanyak 5.800.000 butir perkilogram.
E.Pengerjaan:
Kayu tembesu mudah digergaji dan dikerjakan dengan baik. Kayu dapat diplitur,tetapi warnanya kurang baik,sehingga kurang disukai untuk mebel.Pengujian sifat pemesinan menunjukan bahwa kayu F.fragrans dapat diserut,dibentuk dibor dibuat lubang persegi,dibubut dan diamplas dengan hasil baik.






B.     PEMBUDIDAYAAN KAYU TEMBESU
a.Pemilihan Benih
Untuk keperluan pembibitan, pemilihan benih dilakukan pada buah yang benar-benar sudah masak yang ditandai buah berwarna merah atau merah terang.Buah yang sudah masak dipetik dan dipisahkan dari buah yang kecil dan kotoran buah, selanjutnya dilakukan ekstraksi dengan cara meremas-remas buah sambil merendamnya dalam air. Apabila kulit buah sudah pecah maka dilakukan penyaringan dengan ayakan 0,001 mm, selanjunya biji dikeringkan. Biji yang sudah kering tahan dismpan selama lebih kurang 3 bulan apabila disimpan dalam tempat yang rapat masih mempunyai daya kecambah 65%.
b.Pembibitan
Sebetulnya perbanyakan tanaman tembesu dapat terjadi secara alamiah, hal ini dapat dilihat pada bekas tebangan tembesu, banyak tumbuh kelompok-kelompok anakan muda. Akan tetapi bibit dari permudaan alam sulit diadakan pengaturan, baik jarak tanam maupun jika dibutuhkan dalam skala besar. Untuk itu perlu diadakan perbanyakan buatan melalui persemaian/pembibitan.
Pembibitan dilakukan guna memenuhi kebutuhan bibit dalam kegiatan reboisasi, penghijauan dan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Pembuatan bibit dimulai dari perkecambahan benih yaitu dengan cara merendam benih tembesu ke dalam air yang telah diberi asam gibrelin (GA3) dengan konsentrasi antara 50 – 100 ppm selama 24 jam.
Setelah waktu perendaman cukup maka airnya dibuang dan disaring dengan kertas saring kemudian diangin-anginkan, lalu ditabur di dalam bak tabur dengan media pasir bercampur tanah dengan perbandingan 1 : 2 dan disiram dengan menggunakan sprayer tangan. Setelah berumur 2 – 3 minggu maka diadakan penyapihan dengan cara masing–masing kecambah dipindahkan ke kantong plastik yang telah diisi dengan media pertumbuhan bibit. Bibit dapat dipindah atau ditanam di lapangan apabila sudah mencapai ketinggian 20 – 30 cm dengan diameter minimal 3 mm.
c.Penanaman
Tembesu dapat ditanam pada areal semak belukar/bekas tebangan dengan sistim jalur, disamping itu dapat juga ditanam di areal terbuka dengan pengolahan tanah secara total maupun ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh.
·         Kegiatan penanaman meliputi :
v  Persiapan Lapangan
Beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam persiapan lapangan antara lain : penentuan batas lokasi, jarak tanam, jalan pemeriksaan dan batas blok dengan cara memasang ajir, pembuatan gubuk serta pembuatan lubang tanaman. Jarak tanam yang baik adalah 2,5 m x 1 m atau 3 m x 1 m, kemudian pada umur 5 tahun dilakukan penjarangan pertama. Larikan tanaman sebaiknya sejajar kontour dan lubang tanaman dibuat 7 – 15 hari sebelum ditanam dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm.

1          Penanaman

Bibit dalam kantong plastik yang telah diseleksi diangkut ke areal penanaman sejumlah kemampuan tanam per hari. Bibit ditanam pada setiap lubang dengan cara melepas kantong plastik atau menyobek bagian bawahnya. Selanjutnya dimasukkan kedalam lobang dan ditutup tanah kembali. Dalam penanaman usahakan agar akar tidak bengkok atau rusak dan tanah dalam kantong plastik tidak pecah.



2. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan antara lain :
 penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit. Penyulaman dilakukan pada tahun pertama dan kedua, sedangkan penyiangan, pendangiran dan pemupukan dilaksanakan dua kali setiap tahun, sampai tanaman cukup besar. Pemberantasan hama dan penyakit hanya dilaksanakan apabila ada serangan atau diperkirakan akan terjadi serangan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman muda adalah kijang, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman tembesu adalah jamur upas. Pemberantasannya dapat dilaksanakan dengan menyemprot fungisida.




































PENUTUP
Pengenalan atas sifat-sifat fisik dan mekanik akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.  Diharapkan dengan memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan tertentu akan semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum dimanfaatkan (jenis-jenis yang belum dikenal umum) akan semakin meningkat.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.